Kamis, 01 Desember 2011

This is Goodbye

Teman, beberapa bulan terakhir ini mungkin aku sangat menyebalkan. Tiba2 curhat gak jelas kayak ABG, lewat sms lah, pas ketemu lah, komen2an juga. Up date status tentang seseorang yang kalian ampe hafal namanya, padahal hanya nama samaran . Aku minta maaf untuk semua itu.

Buat ngurangin bebanku, buat belajar nulis juga, sama buat ngejawab penasaran kalian (wew, langsung berasa jadi penulis kenamaan), ini sedikit cerita tentang orang yang membuat kalian dan tentunya aku penasaran .
Eh iya, buat penghuni kandang macan, sorry ya nebeng posting curhat, hehehe…

*** *** ***

Secara resmi kami emang gak kenalan, tapi silikon (situasi, lingkungan, dan kondisi) membuat sering ketemu dan terpaksa kenal, atau mungkin bagi dia hanya sekedar tahu. Kalo dia ditanya tentang aku mungkin jawabannya “mmm, OOO, orang itu ya”.
Cantik, kata sebagian orang sih relative, kata sebagian orang lagi alternative (yang penting kasih sayang, ). Manis, OMG, menurutku dia cewek termanis yang pernah aku lihat, apalagi kalo senyum.

Dari beberapa kali ketemu di sekitaran kost sedikit banyak aku tambah tahu tentang dia, ternyata dia orangnya baik. Kacaunya semua yang aku tahu membuat aku jadi suka. Gak usah ditulis satu-satu lah, karena menyakitkan membongkar memori yang sekarang kucoba untuk hilangkan.

Dia bagai setengah gelas es teh manis diwaktu magrib saat puasa, yang pas siang harinya panas banget. Walau hanya setengah gelas tapi sesuatu banget, beneran. Udah cantik baik lagi, aku rasa wajar kalo aku suka.

Tapi logikaku sok pinter bilang “udah laaaah, gak mungkin bisa ngedeketin, apalagi jadiin pacar”. Dan aku dengan bodohnya mengiyakan, jadilah aku pemuja rahasianya, bahasa sekarangnya pungguk merindukan bulan.

Duniaku tak teralihkan karena memikirkan dia, tapi menjadi lebih berwarna. Karena ternyata kami punya beberapa kesenangan yang sama, walau tak melakukannya secara bersamaan.
Aku pernah baca blog dia, dan hey, kamu sekarang baca blog aku. Sama2 blogger kan (maksa)? Dia suka hamster, aku juga suka, apalagi hamster asem manis. Nah lho, sama2 pencinta binatang kita (lagi2 maksa).

Satu hal yang aku pengen dia tahu, senyumnya kayak doping, bikin semangat ngapa2ain. Awet lagi kayak pake formalin, ampe sekarang aja masih awet dipikiranku. Jiaaaah…

Ada cerita sedikit tentang hal itu. Pernah aku ngebayangin senyumnya biar kuat ikutan Training Centre. Waktu itu aku lagi jadi calon atlit silat, dan hasilnya, aku bertahan ampe akhir sesi latihan.

Yang dulu ingin kutulis adalah cerita “tentang aku dan dia”, bukan “cerita aku tentang dia”, apalagi “cerita tentang indomie goreng (setengah mateng) pake telor (mateng banget), kesukaan dia. Hey you, masih suka kan menu itu? ”.

Untuk jadi pacar kejauhan, jadi temen gak ada salahnya kupikir. Punya temen baik kan menyenangkan. Tapi tetap aja setiap mau ngomong sama dia penyakit lamaku (penyakit ketemu idola) kambuh, mendadak gagap, badan lemes, susah nafas. Jadi ku coba ngobrol lewat FB. Daaaan, akhirnya kami sempat temenan beberapa jam di FB. I told you, she is nice person.

Aku dapet FB dia dari pihak ketiga tunggal, seorang temen yang aku kenal waktu ikut pelatihan jadi penyiar di salah satu radio kenamaan di Jogja. Setelah beberapa kali ngobrol, ceting di FB juga, ternyata temen baruku ini kenal sama dia, bahkan tahu rumahnya.

Tapi gak lama kemudian aku di-remove, dan message-ku gak dibales lagi. Sampai sekarang aku gak tahu alasannya kenapa? Sayangnya (ato malah syukurnya) mungkin kami gak bakal ketemu lagi, jadi aku gak bisa tanya langsung.

Dari pada aku iseng nanya sama rumput yang bergoyang, ato nanya sama rumput tetangga yang katanya lebih ijo, mending aku nulis ini, sapa tahu ada temen yang bisa ngasih tahu kenapa?

Walaupun akhirnya perih, aku gak bisa bilang kalo ini adalah luka, mungkin kata yang tepat adalah kisah. So, buat kamu yang telah, masih, dan gak tahu sampai kapan (mungkin selamanya) di hati, terima kasih untuk kisah ini, aku pikir this is goodbye.